Bima, Jeratntb.com – Masalah seks masih dianggap tabu dikalangan masyarakat untuk dibicarakan didepan anak-anak, apalagi untuk mengajarkannya. Sehingga anak cenderung beresiko terhadap kasus kekerasan seksual.
Demikian yang di Jelaskan oleh Haryati, SPd Ketua Aksi Perempuan Indonesia (API) Kartini Kabupaten Bima saat dikonfirmasi oleh media ini Sabtu, (13/3/21) Pagi tadi.
Kata Perempuan Wadu Wani Ini, Dampak dari kasus kekerasan seksual inipun sangat buruk. Seorang anak yan menjadi korban kekerasan seksual dapat mengalami trauma yang berpengaruh pada aspek fisik, psikis, bahkan sosial. Selain itu, timbul perasaan harga diri rendah merasa bersalah dan depresi lainya.
“Melihat buruknya dampak tersebut, upaya pencegahan sedini mungkin harus diterapkan oleh kita semua. Salah satunya memberikan pendidikan seks terhadap anak. Dengan diberikannya pengetahuan seks yang disertai dengan nilai-nilai agama dan moral, anak dapat mengerti konsep menghargai tubuh mereka dan tubuh orang lain,” Jelas dia.
Pemberian pendidikan seks itu bertahap kata dia, Misalnya pada usia 3-5 tahun orang tua mengajarkan mengenai organ tubuh dan fungsinya. Orang tua juga bisa mengajarkan kepada anak bahwa seluruh tubuhnya termasuk alat kelaminnya adalah milik pribadinya yang harus di jaga baik-baik.
“Tekankan juga pada anak bahwa mereka memiliki hak dan bisa menolak pelukan dan ciuman. Karna seperti yang kita ketahui bahwa pelaku daripada kejahatan ini adalah orang-orang disekitar kita bisa,” Tuturnya. (Ages)