Terima Kunjungan Oxfam Indonesia, Bang Ais; Jadi Relawan Itu Anugerah

Kota Bima, Jeratntb.com – Peran serta komunitas sebagai perwakilan dari masyarakat dalam penyelenggaran penanggulangan bencana pada suatu daerah menjadi bagian dari tolak ukur pencapaian dalam membangun katangguhan. Dan keberadaan Federasi Tim Siaga Bencana (FTSB) sejak tahun 2013 yang diawali dengan pembentukan Tim Siaga Bencana Kelurahan (TSBK) di tahun 2012 telah mampu menjawab kebutuhan tersebut sehingga Kota Bima menjadi salah satu daerah yang mampu melaksanakan tiga pilar dalam hal penanggulangan bencana.

Peran aktif yang ditunjukan oleh FTSB dalam penanggulangan bencana yang dimulai sejak pembentukannya ini tidak diragukan, bukan hanya di Kota Bima tetapi juga di Kabupaten Bima, Dompu, Sumbawa dan di Sembalun Lombok Timur pasca bencana Gempa tahun 2018. Dari hal ini FTSB telah mampu mempertahankan kepercayaan dari lembaga donor Oxfam Indonesia lewat LP2DER Bima sebagai mitra kelembagaannya.

Dan ini dibuktikan dengan kembali hadirnya Tim Oxfam Indonesia di Kota Bima yang salah satu agendanya adalah kunjungan dan diskusi dengan pengurus FTSB Kota Bima. Rabu, 29 Juni 2022.

Tujuan dari kunjungan tersebut, dijelaskan oleh Yamin, lebih kepada menggali informasi upaya yang dilakukan oleh FTSB yang diantara, Kesiapan dan partisipasi (testimoni) dalam menghadapi bencana dan perubahan iklim/cerita perubahan respons/recovery/DRM, Kapasitas dan keberlanjutan FTSB (termasuk usaha), Kondisi EWS, Jalur Evakuasi, Info perubahan Iklim serta Cerita perubahan.

“Tujuan dari kunjungan ini ingin mendengarkan langsung cerita dari pengurus FTSB tentang upaya-upaya yang telah dilakukan dan yang sedang dilakukan serta rencana aksi berikutnya baik dalam hal penyelenggaran penanggulangan bencana dan juga untuk keberlanjutan organisasi”, ungkap Yamin yang merupakan perwakilan dari LP2DER Bima.

Dikesempatan terakhir, setelah cerita demi cerita disampaikan oleh seluruh pengurus FTSB yang berkesempatan hadir berdasarkan pengalamannya masing-masing dan dilanjutkan dengan diskusi panjang, melahirkan satu pertanyaan dari Tim Oxfam Indonesia yakni “Apa yang membuat rekan-rekan untuk terus bertahan menjadi relawan dan bahkan bukan hanya bertahan tetapi juga tetap bisa melakukan aksi sementara kondisi ril nya berdasarkan penyampaian rekan-rekan tadi bisa dikatakan bahwa FTSB ini masuk dalam kategori memprihatinkan?”

Salah satu jawaban yang dikutip oleh tim media ini dari berbagai jawaban yang diungkapkan oleh peserta adalah jawaban dari Munir Ketua Umum FTSB.

Dikatakannya bahwa selain bentuk tanggung jawab atas kepercayaan dari orang-orang yang sudah membina dan membentuk kami yang salah satunya adalah Oxfam dan LP2DER, namun ada alasan lain yang membuat kami untuk tetap kuat yaitu anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Sebab pada dasarnya, lanjut Ketua Umum FTSB yang biasa disapa Bang Ais, kami pengurus FTSB tidak ada satupun yang bercita-cita menjadi relawan, bahkan bermimpi menjadi relawan pun tidak pernah. Tetapi kami meyakini bahwa kebaradaan kami di sini adalah sebuah anugerah tuhan, kami adalah orang-orang pilihan yang dipilih langsung oleh Tuhan. Dan kami bangga menjadi orang pilihan, sebab tidak semua orang bisa dan mampu melakukan apa yang kami lakukan dan untuk masuk di dunia relawan itu juga tidak gampang.

“Tuhan tahu bahwa kami tidak memiliki harta yang lebih untuk berbagi, tetapi Tuhan tahu bahwa kami memiliki jiwa, tenaga dan pikiran serta hati yang ikhlas untuk bisa berbagi dengan orang lain. Itulah yang membuat kami untuk tetap kuat sampai dengan hari ini”. Katanya.

Ungkapan Nahkoda FTSB yang mendapatkan mandat melalui pemilihan pada Oktober 2019 inipun disambut hangat dengan tepuk tangan dari semua peserta.

Kunjungan diakhiri dengan sesi foto bersama. (Jr QQ)

Pos terkait