Bima, JeratNTB.com – Puluhan wali murid SMKN 1 Monta mengaku tidak terima dengan kebijakan sekolah yang secara sepihak memotong Dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) yang menjadi hak siswa tidak mampu.
Pemotongan rata-rata sebesar 100 ribu rupiah itu terpaksa diberikan oleh orang tua siswa, sebab pada proses pencairannya sudah langsung disunat, seharusnya 1 juta rupiah tapi yang diterima hanya 900 ribu rupiah saja.
Hal itu disampaikan sejumlah orang tua siswa yang berhasil dikonfirmasi media ini di kediaman masing-masing senin pekan lalu, “Awalnya kami mengira memang hanya 900 ribu, belakangan baru kami tahu kalo sebenarnya 1 juta, kalaupun dipotong 100 ribu itu juga dikira karena memang aturannya sehingga kami tidak berani protes,” ungkap salah satu wali murid tidak ingin disebut namanya.
Diakui saat pencairan sekitar awal bulan lalu pihak sekolah menginformasikan adanya potongan sebesar itu dan orang tua siswa mengiyakan, “Tapi jika memang tidak boleh ada potongan kenapa hak anak kami disunat dengan alasan foto copy dan lain-lain, kami juga tahu kok kalau hanya untuk itu tidak sampai 10 ribu rupiah,” protesnya.
Berhasil dihimpun pengakuan seluruh penerima manfaat BSM ini ada yang mengaku ikhlas tapi mayoritas tidak terima atas tindakan yang dilakukan oleh sekolah, “Sebenarnya sayang uang 100 ribu itu, tapi sudah terlanjur dipotong, mau bilang apalagi bahkan kami bersyukur mendapatkan bantuan pemerintah sehingga dapat meringankan beban biaya sekolah anak-anak. Kami hanya tidak terima sekolah berbohong dengan alasan yang dibuat-buat,” sesalnya.
R. Moelyono Masjrun, SE,. SH presiden direktur LSM Intralic yang turut mengetahui tentang ini ikut berang dan berjanji akan menyeret kepala SMKN 1 Monta ke meja hukum, “Ini sudah masuk tindak pidana korupsi, apalagi menyangkut hak siswa miskin. Kami pihak LSM Intralic akan segera melaporkan kepala sekolah ke Kajari Bima,” tegasnya kamis (25/7-19).
Sebelumnya jum’at (19/7-19), kepala SMKN 1 Monta Tarmizi Esha, S.Pd yang coba dikonfirmasi justru mmengusir wartawan.
[jr]