Bima, jerat.co.id – Siapa yang tidak mengenal Julhaidin atau populer dikenal sebagai Rangga Babuju, pegiat sosial ini memantapkan langkahnya untuk tampil pada kancah politik sebagai salah satu calon legislatif menuju udayana gedung DPRD Propinsi NTB.
Rangga optimis dengan keberadaannya sebagai bagian penentu kebijakan daerah, semua cita-cita luhur untuk kemajuan pemuda dan daerah akan mudah digapai.
Untuk itu ia berjanji dari 7 Program ‘Pandu’ Masyarakat yang dirancang, agenda awal yang akan dilakukan adalah menghibahkan 25% gajinya untuk biaya pendampingan kelompok kreatif yang ada di seluruh daerah konstituennya. Dengan membentuk Tim Pendamping dan Pembina para Kelompok Usaha Budidaya Dan Pemuda Kreatif Hingga menjadi Kelompok Mandiri.
Hal itu dipandang perlu kata Rangga, Berdasarkan Pengalaman dilapangan 5 tahun terakhir, selama mendampingi Kelompok Usaha, Kelompok Budidaya dan Kelompok Kreatif sesungguhnya masyarakat Bima Dompu adalah masyarakat yang Ulet, Tekun, Pekerja Keras dan Pantang Surut jika belum berhasil. Ini adalah kekuatan masyarakat kita lebih khususnya para Pemuda kita. Persoalannya hanya satu, membutuhkan pembinaan dan pendampingan
Semangat mereka
untuk maju dan sejahtera butuh ‘dirawat’ dengan cara-cara yang sesungguhnya
sederhana. Cukup mereka dikunjungi sekali seminggu atau dua atau tiga kali
dalam sebulan. Mereka ingin didengarkan cerita keluh kesah mereka di sawah, di ladang maupun di rumah
produksi. Lelucon-lelucon mereka, kesuksesan-kesuksesan kecil mereka. Ini lah
yang saya sebut dengan ‘Merawat Semangat’ dengan Pendampingan.
Mereka butuh ‘upgrade’ informasi pangsa pasar. Mereka butuh informasi tentang
naik turun harga produk. Mereka ingin tahu dan dibina apa yang mereka perlu
kerjakan dan lakukan agar mereka bisa sukses seperti banyak orang-orang sukses
lainnya. Mereka butuh dibina.
Salah satu Faktor Gagalnya Program Pemerintah
terkait Pemberdayaan Masyarakat adalah pada item Pembinaan dan Pendampingan.
Banyak program bantuan dan hibah hilang ditengah jalan dan atau sekali jalan,
selesai tak bermanfaat. Karena tidak adanya Pembinaan dan Pendampingan yang
berkelanjutan. Jikapun ada, hanya
sebatas formalitas ‘penggugur’ tugas.
Bila kemudian kelak, saya dipercaya oleh Warga
Masyarakat Pemilik Hak Suara atas para Politisi, dan mengantarkan saya ke
Gedung Perwakilan itu, maka, saya hibahkan 25% Gaji saya setiap bulan untuk
membiayai Tim Pembinaan dan Pendampingan Kelompok-kelompok Usaha, Kelompok-kelompok Budidaya dan
Kelompok-kelompok Kreatif untuk terus berproduksi sehingga menjadi mandiri. “Anak muda sejahtera dari hasil keringatnya sendiri, negeri
ini akan jauh lebih baik” ungkap Rangga
[jr]