Bima, JeratNTB.com – Melenggang ke gedung DPRD Provinsi NTB, Julhaidin atau akrab dikenal Rangga Babuju telah menyiapkan 7 agenda yang akan menjadi prioritas untuk konstituennya, diantaranya Memperjuangkan Pustaka Literasi yang layak dan representatif per Kecamatan di Kota Bima, Kab Bima dan Kab Dompu.
Suka atau tidak suka, Budaya Baca kita di Bima dan Dompu sangatlah rendah. Budaya baca kita dikalahkan oleh budaya bertutur yang jauh mendominasi hari-hari kita. Akibatnya, kita lebih banyak berasumsi berdasarkan pikiran kita tanpa dilandasi oleh literasi atau referensi pembanding yang bisa menjadi tolak ukur kita ketika kita mengungkapkan ide, gagasan dan atau pernyataan.
“Pemahaman kita
terhadap sesuatu, didasarkan seberapa banyak literatur yang kita baca. Daya
tangkap akan sesuatu pun bergantung tingkat pengetahuan kita dari apa yang
pernah kita baca (literatur)” Sebutnya
Untuk itu, saya tergerak untuk
mendorong adanya Pustaka Literasi disetiap kecamatan. Mungkin tidak dalam satu
waktu semuanya diadakan. Pustaka Literasi dapat disinergikan dengan Pusat
informasi harga jual dan harga beli hasil-hasil pertanian pada kecamatan itu
yang up todate’. Pustaka Literasi yang dapat disinergikan dengan Bioskop
Edukasi untuk film-film pendidikan bagi anak-anak, cukup dgn LCD dan Proyektor.
Sekali seminggu atau sekali dalam 2 Minggu perlu duduk bersama dan nonton
bareng sebagai salah satu khasanah literasi dari film-film edukasi yang
disuguhkan.
Anak-anak menjadi betah untuk
hadir, membaca, berdiskusi dan mengelola pustaka yang ada. Para remaja dan anak
muda akan lebih banyak berkecimpung untuk sekedar berdiskusi tentang informasi-informasi terkini. Demikian pula para petani,
pekebun, peladang dan peternak, untuk mendapatkan data update harga hasil tani
dan kebutuhan tani.
Dari pengalaman saya 5 tahun
terakhir berada di Desa-Desa di Bima dan Dompu, Pustaka Literasi menjadi
kebutuhan yang tak disadari oleh masyarakat. Pustaka Listerasi memang bukanlah
kebutuhan yang manfaatnya langsung dirasakan pada saat itu. Tetapi ia seperti
sistim imunitas dalam tubuh. Ia akan aktif pada masa pertumbuhan sekian bulan,
sekian tahun kemudian. Ia menjadi ‘energi’ masa depan generasi.
Dalam rangka membendung berbagai diskursus sosial dan
perubahan jaman yang begitu cepat. Ia akan menjadi penyeimbang kehidupan, tentu
bagi kita melalui anak-anak yang paham literasi kelak.
Dari mana biaya untuk itu, Banyak. Tegas Rangga, Dana CSR Perusahaan dan Koorporasi yang ‘menggurita’ di
daerah kita bisa kita mintai untuk membangunnya. Dana Bagi Hasil bisa didorong
kesana dan tentu dengan Dana Desa (bila masih ada kelak) bisa menjadi stimulasi
hadirnya Pustaka Literasi ini.
“Dan saya akan ada untuk itu, karena saya sadar, bahwa saya
butuh ketentraman dan kedamaian hidup menjelang usia senja kelak, Dan hanya dengan menyiapkan segala sesuatunya hari ini,
era itu bisa kita raih bersama.” Pungkas Rangga
[jr]