Sulit Dibina dan Dianggap Biang Kerok, Banyak Pihak Inginkan Hadi di DO

Gunawan anggota komite SMAN 1 Woha

Bima, Jeratntb.com – Dianggap sebagai biang kerok terjadinya kericuhan di lingkungan sekolah, Hadi mantan siswa SMAN 1 Woha terpaksa direkomendasikan untuk Drop Out (DO).

Hal itu disampaikan Gunawan salah satu anggota komite SMAN 1 Woha, Keputusan ini tidak diambil dalam waktu singkat. Berbagai pertimbangan dan setelah melalui beberapa tahapan pembinaan dan sosialisasi dengan melibatkan semua unsur, “Bahkan kami libatkan sejumlah kepala desa seperti desa Nisa, Naru, Tente, Rabakodo dan desa Talabiu, Bhabinkantibmas dan Babinsa setiap desa hingga Kapolsek dan Camat,” papar Gunawan di kediamannya desa Nisa siang tadi.

Gun biasa disapa menegaskan bahwa Hadi merupakan siswa yang paling sering mendapat teguran dan surat panggilan orang tua, “Siswa satu ini sering melibatkan orang orang kampung dalam aksi tawuran. Terlibat tawuran dengan siswa asal desa Renda, desa Talabiu yang berujung saling tuntut dan didamaikan di Polsek Woha demi kantibmas wilayah. Terakhir dia (Hadi-red) memanggil warga Nisa menyerang sekolah dengan senjata tajam dan panah.” Paparnya.

Tokoh muda desa Nisa ini juga menjelaskan, selama ini telah empat kali pihak sekolah dan komite membuatkan pernyataan. “Yang ke tiga kalinya kita undang lima kepala desa, Tente, Nisa, Naru, Rabakodo dan desa Talabiu termasuk Bhabinkantibmas dan Bhabinsa seluruh desa. Kesepakan kita pada saat itu dikeluarkan si Hadi ini karena memang menggangu dan mengancam ketertiban dan keselamatan sekolah, selang dua bulan pasca kesepakatan itu Hadi datang ke kampung Nisa memprovokasi warga untuk membalas serangan siswa Talabiu,” ungkap Gun.

Mendengar nama Hadi yang menprovokasi warga, Gun sempat kaget karena diketahui Hadi bukan lagi siswa SMAN 1 Woha, “Saya sempat kaget karena setahu saya ini anak telah dikeluarkan dari sekolah, saya sempat berdebat dengan anak-anak kampung sini (Nisa-red) tentang Hadi, setelah saya ke sekolah bersama Kades Nisa ternyata ini anak masih tercatat sebagai siswa dan ini membuat kita dari komite mempertanyakan alasan sekolah mempertahankan Hadi.” imbuhnya.

Saat itu kami maklumi karena alasan kepala sekolah bahwa yang bersangkutan bersama ibunya berjanji akan berubah, “Bukannya lebih baik, kali ke empat terjadi keributan yang melibatkan preman dengan senjata tajam dan panah menyerang sekolah. Bahkan dua guru yang ada saat itu di sekolah atas nama Alfian dicekik lehernya, dan Fadli ditodong dengan panah sehingga guru ini ketakutan,” paparnya.

Dikisahkan juga buntut kejadian penyerangan tersebut pihak korban siswa asal desa Talabiu melapor ke Polsek Woha sehingga Hadi dan orang tuanya dihadirkan di kantor Polsek berikut komite dan kepala desa, “Pada saat itu orang tua Hadi mengaku malu dan meminta kepada sekolah agar anaknya segera dikeluarkan dari sekolah. Pernyataan orang tua Hadi saat itu disaksikan banyak orang,” pungkas Gunawan.

Pasca kejadian itu sekolah bersama komite melakukan rapat guna menentukan keputusan terhadap Hadi, “Kami tetap pada pendirian awal demi kenyamanan pendidikan dan amannya kelangsungan KBM di sekolah, siswa atas nama Hadi resmi drop out dari SMAN 1 Woha,” tegas Gun. [jr]

Pos terkait