Akibat Banjir, Irigasi Dam – Pela Cempaka Tertimbun Tanah

Bima, Jeratntb.com – Akibat intensitas curah hujan yang tinggi di sekitaran Desa Simpasai Kecamatan Monta Kabupaten Bima akhir-akhir ini, beberapa titik saluran irigasi yang mengairi persawahan warga desa Pela, Simpasai, Sie dan Tangga telah tertimbun tanah dan material lainnya

Pantauan Wartawan media ini pada Kamis (20/02/2020), sepanjang saluran irigasi dan di beberapa titik memang terjadi pendangkalan saluran irigasi akibat sedimentasi yang terbawa arus banjir.

Ketua P3A Tolo Donggo Zainul Arifin. S.Sos saat diwawancarai oleh wartawan media ini mengatakan jika hal ini tidak secepatnya diatasi, maka petani yang ada disekitaran jalur irigasi ini bisa-bisa gagal panen, dan kalau keadaan seperti ini masih terus seperti ini, otomatis MH2 nanti tidak ada yang bisa tanam, karena petani yang ada di sepanjang saluran irigasi DAM-Pela Cempaka sangat bergantung pada kelancaran air yang ada pada saluran ini, saat ini petani hanya mengharapkan air hujan untuk mengairi tanamannya, dan dibantu juga oleh mesin pompa air, jika hujan ini tidak turun hingga bulan april 2020 nanti, dikhawatirkan akan ada ancaman gagal tanam pada MH2, terangnya.

Lanjutnya, sebagai ketua Kelompok P3A Tolo Donggo di So La Moti Desa Simpasai yang menaungi PCP1 dan PCP2 sepanjang saluran irigasi ini berharap pada BWS dan Dinas terkait, untuk segera menyikapi permasalahan ini, dan keadaan yang paling parah adalah di So La Moti, saluran Irigasinya tertimbun sedimen sekitar 250 meter, selama 2 tahun terakhir ini petani yang tergabung dalam P3A Tolo Donggo melakukan gotong royong penggalian saluran irigasi secara manual, namun dengan keadaan seperti sekarang ini adalah yang paling parah, ” pekerjaan ini membutuhkan alat berat untuk menggali kembali saluran yang tertimbun”. Ungkapnya.

Kades Simpasai Drs.Irfan Hasan yang ditemui di kantornya berharap akan ada tindak lanjut dari Dinas PUPR Kabupaten Bima serta BWS yang ada disekitar pulau Sumbawa selaku yang menaungi perawatan sungai yang ada dalam wilayah kerjanya. “Petani selama ini hanya melakukan penggalian secara manual saja, pekerjaan ini membutuhkan alat berat, mengingat saluran yang tertimbun sepanjang lebih kurang 500 M3 “. Harapnya

Di tempat terpisah Kepala UPT Dinas PUPR Abdul Latif, SH saat di konfirmasi via Hp mengatakan, memang ada beberapa titik saluran yang tertimbun tanah akibat banjir gunung, sehingga sedimentasi saluran sangat parah, kami sudah mengusulkannya di Kabupaten untuk segera dicarikan solusinya, hal ini kami selaku dinas terkait akan konfirmasi juga dengan pihak BWS agar secepatnya bisa diselesaikan dengan cepat, pungkasnya (jr).

Pos terkait