Bima, Jeratntb.com – Tentu masih ingat dengan peristiwa tenaga kerja Indonesia (TKI) asal desa Sie kecamatan Monta, yang viral karena selamat dari maut akibat terjatuh dari lantai 11 gedung bertingkat di negara Taiwan.
Peristiwa yang menghiasi jagat maya dan menarik simpati dunia sekitar oktober 2018 itu masih menjadi perhatian khusus bagi Gabungan Anak Bima (Gabim) eks Buruh Migran Indonesia (BMI) Bima-Dompu dan Pekerja Migran Indonesia (PMI) Taiwan dan Korea.
Hari ini, Minggu (12/4-20) di kediaman Syafrudin RT 05 desa Sie Monta, pengurus PMI dan Gabim kembali menemui korban untuk derahkan bantua sebesar 145 juta rupiah.
Dana tersebut merupakan sisa biaya rumah sakit dari hasil sumbangan anggota sebesar lebih dari 700 juta.
Hal itu disampaikan Syarifudin, S.Sos ketua umum Gabim Korea, menurutnya sisa dana tersebut adalah hak korban yang harus diserahkan. “Dana ini sisa biaya rumah sakit dan akan diserahkan kepada korban,” ungkapnya.
Syarifudin sangat berapresiasi atas semangat seluruh komponen Gabim dan PMI. “Termasuk seluruh TKI dan TKW di seluruh dunia serta para dermawan yang telah berkontribusi secara pribadi untuk keselamatan adinda Safarudin,” ucapnya.
Acara penyerahan dana untuk mantan pahlawan devisa ini ikut dihadiri kepala Disnakenstran dan wakil ketua DPRD kabupaten Bima, camat Monta, kepala desa Sie dan sejumlah tokoh masyarakat.
Sementara Syafrudin dengan kondisi serba keterbatasan akibat kecelakaan tersebut didampingi istri dan anak tunggalnya, terlihat bahagia dan haru.
Menggambarkan kondisi korban saat ini, cukup sehat dan memiliki semangat hidup yang sangat tinggi. Namun sampai hari ini belum mampu berkomunikasi hanya pendengaran yang masih berfungsi, sementara 70 % tubuh mengalami lumpuh, hanya tangan kiri dan leher yang dapat digerakan.
Untuk aktifitas setiap hari, korban harus dilayani penuh oleh istri dan orang tua. “Kalau untuk memandikan harus dibantu ibu mertua untuk membopong, selebihnya masih bisa kami lakukan,” ungkap Liana istri korban.
Kondisi ini tentu pukulan yang cukup berat bagi keluarga, namun juga sangat bersyukur karena Syafrudin masih diberi kehidupan oleh Tuhan. Liana berjanji akan merawat suaminya dengan ikhlas dan sabar. “Aira (4,5) anak kami menjadi motifasinya untuk semangat hidup,” ucap Liana. (Jr)