Bima, Jeratntb.com – Tuduhan adanya indikasi upaya penyuapan oleh Kepala UPT Pertanian Kecamatan Parado kepada aktifis dan pemuda (Baca berita sebelumnya “Rekaman Suara Skandal Suap Aktifis Oleh Kepala UPT Pertanian Parado Beredar” tertanggal Juli 21, 2020) dibantah oleh KUPT Parado Abdl Hafid.
Bantahan tersebut disampaikan langsung oleh Hafid kepada tim media ini saat dilakukan konfirmasi kembali terkait dugaan suap tersebut di tempat kerjanya Jum’at, 25 Juli 2020. “Tuduhan keterlibatan saya dalam kasus yang dimaksud itu tidak benar”, tegasnya.
Dijelaskannya, saat kedatangan kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bima tertanggal 6/3/2019 di kantor BPP tahun lalu hanya ada kesepakan dengan perwakilan massa aksi yang ditandatangani di atas materei oleh saya dan sejumlah saksi-saksi. Inti dalam tuntutan tersebut agar UPT memperbaiki bentuk pelayanan.
“Hasil pertemuan kami yang dihadiri Kepala Dinas dulu saya menandatangani surat pernyataan di atas materai agar pelayanan dalam kantor UPT polanya harus terus diperbaiki. Masalah kekeliruan yang sudah lewat sudah diselesaikan dalam kesepakatan surat tersebut”, ungkapnya.
Lanjutnya, terkait informasi dugaan suap ia tidak pernah suap siapapun, apa lagi kepada massa aksi yang sudah membantunya dalam memperbaiki pelayanan. Jikapun ada ia memberikan uang itu adalah mahasiswa yang kegiatan. Soal suara dalam rekaman itu hanya suara samaran yang direkam oleh oknum yang ingin menjatuhkannya lantaran dirinya orang baru sebagai Kepala UPT.
“Ada juga yang menawarkan ke saya untuk melaporkan tuduhan ini ke pihak kepolisian, namun saya menolak dengan pertimbangan bahwa saya orang di luar Parado tidak ingin menambah masalah baru, saya hanya ingin menambah daftar teman bukan musuh”, imbuhnya.
Bantahan Hafid juga didukung oleh sejumlah aktifis yang pada waktu itu menjadi bagian dari massa aksi. Antara lain Ahmad Yani yang dikonfirmasi mengaku tidak pernah menerima uang dari siapapun terkait dengan UPT. Ia juga menyebutkan peserta aksi pada saat itu bukan cuma dari kalangan mahasiswa tapi ada juga pemuda seperti ketua pemuda kampung sigi abang Jidan, abang Jaya, Musaddiq dan banyak dari kalangan masyarakat yang ikut.
Ahmad Yani juga menegaskan bahwa menerima uang imbalan dalam aksi itu akan mencederai gerakan ikhlasnya.
Diceritakannya pula bahwa dulu pernah Kepala UPT menawarkan uang kepada saudara Faijin namun dia melarang supaya tidak diterima. “Saya tidak pernah menerima suapan dalam bentuk apapun, apa lagi dari Kepala UPT karena akan merusak nilai ikhlas. Sempat saudara faijin minta pendapat saya lewat telpon karena ditawakan oleh KUPT uang, namun saya melarang dan menolak”.
Hal senada juga disampaikan oleh M Faijin yang pada saat itu bertindak sebagai koordinator aksi, saat kami lakukan konfirmasi kepada saudara M Faijin mengaku dirinya tidak tahu soal suapan, ia mengatakan sempat ditawari uang oleh Kepala UPT karena ingin namanya terlihat baik di dinasnya dan mereka disuruh hentikan gerakan namun ditoak dan tetap melanjut gerakan. “Saya pernah ditawari uang untuk menghentikan gerakan agar namanya di dinas terjaga, namun kami tidak terima dan tetap lanjut gerakan”.
Sampai berita ini diturunkan, tim media ini baru melakukan konfimasi kepada 2 perwakilan massa aksi, sedangkan peserta inti lainnya seperti yang disebut oleh saudara Ahmad Yani masih dalam upaya konfirmasi.
Hal ini dilakukan untuk menghindari tuduhan propaganda pemberitaan oleh tim media. (Jr Irwan)