Bima, Jeratntb.com – Sebagaimana pemberitaan kami sebelumnya bahwa dua bulan terakhir masyarakat Parado mengeluhkan kapasita jaringan yang tidak memadai baik digunakan untuk telepon lebih-lebih internetan. Oleh karena kondisi jaringan yang demikian, banyak pelanggan terutama pemuda yang merasa dirugikan oleh pihak Telkomsel lantaran tarif kuota (internetan, teleponan serta games) terbuang cuma-cuma akibatnya.
Secara umum, kebutuhan terhadap layanan jaringan yang memadai merupakan salah satu hal yang fital dalam hidup masyarakat di era digital saat ini baik untuk kalangan pelajar, pebisnis, pejabat, pendakwah dan lain-lain.
Menanggapi masalah jaringan yang dikeluhkan masyarakat Parado, bapak Hamid selaku kepala Telkomsel Bima saat dikonfirmasi via telpon dirinya tidak siap untuk memberikan keterangan resmi kepada kami. Dirinya mengarahkan media ini untuk minta keterangan di pihak Grapary.
Saat kami konfirmasi langsung pihak Grapary, petugas terkait menjelaskan bahwa urusan jaringan merupakan wewenang kepala Telkomsel dan disarankan untuk konfirmasi kembali karena Grapary hanya melayani keluhan pelanggan selain jaringan. Pak “HD” Salah seorang petugas “itu bukan urusan kami, itu jaringan wewenang kepala Telkomsel Bima hubungi saja pak Hamid, disini hanya melayani keluhan pelanggan selain jaringan” (07/09/2020).
Selaku kepala Telkomsel Bima, bapak Hamid tidak seharusnya menutup informasi publik karena bertentangan dengan undang-undang No 20, tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik karena setiap warga negara berhak mengetahui informasi selayaknya. Meskipun pihak Telkomsel tertutup, namun untuk memenuhi salah satu hak publik dalam hal mendapatkan informasi yang layak, maka kami tetap menyajikannya.
Dari pengakuan kepala Telkomsel yang dilarangnya untuk dimuat dalam berita, pihaknya sudah memperbaiki kondisi yang dikeluhkan sejak dua minggu yang lalu dan kondisi jaringannya sudah cukup membaik. “Kami sudah memperbaiki jaringannya sejak dua minggu yang lalu, dan itu cukup membaik dari sebelumnya” (07/09/2020).
Menurut kami, informasi yang diberikannya bertentangan lantaran tidak sesuai dengan kondisi jaringan setempat yang tidak ada perubahan kualitasnya setelah perbaikan yang menurutnya. Untuk itu, kami berusaha mengecek kebenaran di lapangan. Kaitan dengan upaya perbaikan kondisi jaringan Parado, pimpinan Telkomsel Bima diduga berbohong.
Bapak Nurwahidin (55) selaku keamanan Tower yang berlokasi di belakang rumah pribadinya tepatnya di desa Kuta Rt 5 Rw 3. Dirinya mengaku selama yang dia ketahui tidak ada pihak terkait yang datang sebagaimana yang di klaim oleh kepala Telkomsel (Hamid) karena setiap petugas terkait yang datang pasti akan koordinasi dengannya lewat surat resmi.
Di rumahnya kami konfirmasi langsung dengan bapak Nurwahidin. Menurutnya, hanya ada petugas yang datang pada 5/09/2020. “Ada petugas yang datang tiga hari yang lalu. Selain itu seingat saya tidak ada karena setiap petugas yang datang pasti disertai surat resmi, tapi yang kemarin lusa tidak ada suratnya, biasanya ada” (07/09/2020).
Selain bapak Nurwahidin, istrinya tanpa ditanya secara spontan mengeluh kepada kami terkait kesulitan jaringan setempat yang dirasakan langsung oleh keluarganya. Seorang anak gadisnya yang melanjutkan studi pada tingkat perguruan tinggi yang dituntut harus belajar secara online terpaksa pergi ke luar parado untuk melaksanakan proses belajarnya. “Susah sekali jaringan parado ini ananda, begini terus tidak ada perubahan. Ini anak perempuan saya yang harus kuliah online terpaksa keluar parado yang lancar jaringannya” (07/09/2020).
Terkait kondisi jaringan yang dikeluhkan pelanggan Parado, saat kami konfirmasi langsung senin kemarin pemerintah Kabupaten Bima lewat dinas kominfo bapak Fahrurahman S.E, M.Si selaku kepala dinas mengaku akan siap koordinasi dengan pihak Telkomsel secepatnya.
Di hadapan media ini, kepala dinas mengintruksikan langsung kepala bidang PTIK bapak Drs Muhammad agar menindak lanjuti secepat mungkin keluhan yang dimaksud kepada pihak terkait.
Selain keluhan dari kalangan pelajar, terdapat pula keluhan dari sekelompok peminat Game. Untuk dapat mengakses jaringan yang baik, mereka harus keluar dari Parado. Sebagaimana diakui langsung oleh kakanda Frihari Faturahman kepada kami “ia adinda, susah sekali jaringan ini. Saya dan teman-teman tadi malam itu dijemput pakai mobil untuk main game diluar parado” (08/09/2020).
Dari seorang pelaku bisnis online, Indriani karlina lewat akun messenger pribadinya mengaku usahanya rugi akibat kondisi jaringan yang ada. Menurutnya, seluruh orderan dari pihak distributor maupun pesanan pelanggan tidak terkawal dengan baik.
Selain itu, pembayaran melalui Mobile Banking atau Agen BNI serta BRI juga ikut terhambat. Seharusnya, target pembayaran hari ini misalkan akan juga ikut tertunda karena harus menunggu jaringan yang baik. Untuk mendapatkan jaringan yang bagus ia harus beranjak keluar parado (08/09/2020).
Selain dikeluhkan ketiga kalangan tersebut, sudah pasti masih banyak pihak yang sama dan pihak yang lainnya mengeluhkan hal yang sama, hanya saja kami tidak mampu menampung seluruhnya. Dengan kondisi jaringan yang demikian, tentunya masyarakat Parado sangat kecewa dengan pihak Telkomsel yang tidak ada keseriusan untuk meningkatkan kekuatan jaringan setempat, tarif yang tinggi sedangkan kualitas rendah.
Dengan dasar itulah sehingga ada seorang ketua organisasi kepemudaan yang memiliki rencana mengusulkan kepada pihak terkait untuk penambahan tower jaringan dari perusahaan lain yang tarifnya lebih murah ketimbang Telkomsel. (Jr Irwan)