Kota Bima, Jeratntb.com – SDN 5 Rabangodu Utara Kota Bima yang merupakan salah satu Sekolah Penggerak yang selama ini dikenal sebagai sekolah favorit dengan segudang prestasi, saat ini mengalami kekurangan guru PNS sebanyak 9 (sembilan) orang. Tentu ini akan menghambat proses pembelajaran.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala SDN 5 Rabangodu Utara Kota Bima, Suhardin, M.Si, kepada tim media ini siang tadi sekira pukul 12:15 waktu setempat. Rabu, 5 Januari 2022
Bertempat di ruang kerjanya, Suhardin menjelaskan, rincian kekurangan guru yang dimaksud yaitu 5 (lima) orang guru Kelas, 2 (dua) orang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan 2 orang guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).
“Kondisi ini merupakan dampak dari adanya beberapa orang guru PNS yang dimutasi ke sekolah lain dan yang pensiun per 1 Januari 2022,” terang Suhardin. Jum’at, 31 Desember 2021.
Lebih lanjut, mantan aktivis Makassar era ’90-an ini menuturkan bahwa, jika kondisi ini tidak segera disikapi oleh pemerintah Kota Bima, dalam hal ini Dinas Dikbud dan BKPSDM, maka otomatis akan menghambat proses pembelajaran semester genap yang akan dimulai tanggal 3 Januari yang akan datang.
Saat ditanya, apakah pihak sekolah sudah meminta tambahan guru di Dinas Dikbud? Mantan Sekretaris Panwaslu Kabupaten Pasangkayu Sulbar ini mengakui sudah beberapa kali mengajukan permintaan tambahan guru, baik secara tertulis maupun melalui komunikasi lisan dengan pihak Dinas Dikbud bahkan BKPSDM. Namun sampai detik ini belum diatensi secara serius.
“Mungkin menurut mereka ini bukan masalah yang urgen untuk segera disikapi. Padahal menurut saya, persoalan kekurangan guru ini problem yang krusial. Bisa kita bayangkan apa yang akan terjadi pada siswa dalam sebuah kelas jika tidak ada gurunya,” ketus Suhardin.
Dikatakannya, bahwa kebutuhan yang paling mendesak adalah 2 (dua) orang guru olahraga. Karena sekarang guru olahraga sisa seorang saja, yang seharusnya 3 (tiga) orang. “Saya sangat memahami bahwa di Kota Bima saat ini kekurangan guru. Namun saya juga sebagai Ketua PGRI memiliki data, bahwa ada sekolah yang guru olahraganya lebih. Seperti SDN 31 Lelamase itu guru olahraganya 2(dua) orang, sementara rombelnya hanya enam dan siswanya tidak sampai 100 orang. Ini kan kebijakan yang absurd, karena merugikan keuangan negara,” jelas Suhardin.
Sebagai Ketua PGRI, Suhardin mendorong pemerintah Kota Bima agar segera melakukan pemerataan guru untuk mengisi kekosongan yang ada.
“Dan saya tegaskan bahwa jangan lagi ada unsur like and dislike dalam melakukan tata kelola tenaga pendidik dan kependidikan di Kota Bima. Karena itu pengingkaran terhadap semangat Walikota Bima HML yang bertekad memajukan dunia pendidikan di daerah tercinta ini”. Pungkas Suhardin. (Jr QQ)