Dompu, Jeratntb.com – Ikatan Penulis dan Jurnalis Indonesia (IPJI) Dompu menggelar pelatihan di Cafe Laberka, Rabu (05/10/2022) sekitar pukul 09.30.
Pelatihan dihadiri oleh Bupati Dompu, H. Kader Jaelani sekaligus sebagai pembuka acara, pemateri Drs. H. Mokh Nasuhi, M. Si, (Anggota PWI NTB), dan Abdul Syukur, ST (Dewan Pengawas DPP Mio Indonesia)
Hadir juga Ketua Mio Kabupaten Dompu, Sarwon S. Sos, Ketua IPJI Kabupaten Dompu, Supriyadin S. Sos, dan para anggota IPJI Dompu. Dandim Dompu yang diwakili Pasi Log, Kapten Inf. Ibrahim.
Pelatihan bertemakan, “Melalui Karya dan Tulisan Jurnalis yang Bermutu Serta Berkualitas Berkontribusi Nyata Menajikan Daerah Menuju Dompu Mashur”.
Bupati Dompu H. Kader Jaelani mendukung langkah jurnalis dompu dalam membangun Kabupaten Dompu, sehingga melahirkan jurnalis-jurnalis yang berkomputen.
“wartwan harus dapat memberikan informasi yang tepat terhadap masyarakat sehingga dapat memberikan edukasi,” harapnya.
Sementara Drs. H. Mokh Nasuhi, menyampaikan bahwa seorang jurnalis harus memandang kode etik dan takhnik penulis berita.
Seperti diantaranya, mengenai kode etik wartawan Indonesia yang independen menghasilkan berita akurat, berimbang, dan tidak beretikad buruk. Kemudian Wartwan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam menjalankan tugas sebagai jurnalistik.
“Pers merupakan lembaga sosial, mencari, mengumpulkan, kemudian menjadikan sebuah berita,” ungkapnya.
Selanjutnya, kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat, “menyampaikan pendapat dan pikiran, itu dijamin oleh undang-undang,” jelas wartawan senior ini.
Dalam kesempatan itu pula, Abdul Syukur menyampaikan, IPJI adalah orangnisasi yang membesarkan dirinya sejak tahun 2021, “Alhamdulillah hari ini IPJI Dompu telah menggelar pelatihan, luarbiasa koloborasi baik dengan pemda,” bebernya.
Kemudian, menurutnya peran media massa dan pers dalam dunia demokrasi ini adalah tidak mudah, karena tidak harus berada di zona aman. “begitu banyak tantangan, oleh sebab itu wartwan harus memiliki mental baja,” ucapnya.
Selain itu, wartawan adalah seorang jurnalis yang tidak dibatasi oleh waktu, “warta sebagi pemburu berita, dan tidak mengenal waktu ketika memberitakan segala hal yang mencuat di tengah-tengah masyarakat” jelas Abdul Syukur.
Tak hanya itu, menurut Abdul Syukur kenapa wartwan terkadang dihujat dan tidak disukai, memang itu konsekwensi sebagai seorang wartawan,”tentu tidak semua orang menyukai berita yang kita sajikan, meskipun itu fakta di lapangan, namun ada pihak-pihak tertentu yang merasa tidak puas,” ungkapnya.
Lebih lanjut Ketua Umum media Info Bima dan Lensa Post ini menyampaikan bahwa, media massa atau pers nasional tentu memiliki fungsi dan peran yang sangat penting, itu diatur dalam pasal 3 ayat 1 undang-undang no 40 tahun 1999 tentang Pers, yakni sebagai Media Informasi, Pendidikan, Hiburan dan Kontrol Sosial.
Media informasi adalah melalui Pers atau media massa, masyarakat boleh mengetahui informasi tentang berbagai hal yang terjadi di tengah-tengah masyarakat dan negara, “semisalnya mengenai kebijakan pemerintah, tentang ekonomi, politik dan sebagainya,”. Jelas Abdul Syukur. (Jr Iphul).