Oleh Aimansyah
Melihat perkembangan teknologi yang sangat pesat, aktivitas yang serba online, kalau kita tidak merespon perkembangan ini, kita akan dikatakan tertinggal. Dengan melihat kondisi objektif yang terjadi pada masa sekarang, membangkitkan semangat penulis dalam mengangkat judul “Maraknya bahasa kasar pada game online”.
Game online adalah jenis jaringan yang memanfaatkan jaringan komputer. Jaringan yang biasanya digunakan adalah jaringan internet dan yang sejenisnya serta selalu menggunakan teknologi yang ada saat ini, seperti modem dan koneksi kabel. Sebuah game online bisa dimainkan secara bersamaan dengan menggunakan computer yang terhubung ke dalam sebuah jaringan tertentu. (Https: Id.Wikipedia.org.)
Dari banyaknya jumlah geme online saya mengambil sampel mobile legends dan Player Unknown’s Battlegrounds atau disingkat dengan PUBG. Tidak heran permainan ini tidak hanya anak-anak yang menyukainya tetapi juga dikalangan dewasa.
Entah sadar atau tidak, saat main bersama player lain atau dikenal dengan istilah mabar banyak dari mereka melontarkan bahasa kotor dan kasar pada game online seperti, kurangajar, bajingan, bodoh, goblok, menyebutkan nama-nama hewan, menggunakan bahasa daerah yang maknanya kasar, dan bahasa kasar lainnya muncul bertubi-tubi. Terlebih saat mereka mengalami kekalahan atau ada anggota tim yang bermain acak-acakan tak sesuai strategi.
Bahasa kasar ini bisa muncul lewat ucapan langsung atau bisa juga lewat chatting di dalam game. Lewat aplikasi di game inilah mereka bisa berkomunikasi secara online lewat tulisan maupun suara. Tak heran bahasa kasar ini juga sering muncul di percakapan game. Sungguh bisa merusak perilaku dan menghilangkan sikap sopan serta tatakrama dalam berkomunikasi. Lebih miris lagi melihat banyaknya anak-anak yang bermain game online ini, tentunya bahasa kasar ini akan melekat pada kebiasaan mereka dan ditakutkan akan menjadi kebiasaan dalam kesehariannya.
Dengan melihat kondisi itu, harapan penulis mari bekerja sama untuk mencegahnya mulai dari orang tua, guru, teman kerabat, lembaga pendidikan mari sama-sama mengingatkan agar tetap menjaga etika komunikasi, menggunakan bahasa yang baik dan benar, bahasa yang tidak menyinggung perasaan orang disekitar kita, dan selalu menjunjung tinggi bahasa persatuan yakni bahasa Indonesia. Mengakhiri tulisan ini ada pesan Al Imam Tirmidzi meriwayatkan dalam Sunnahnya, dimana Rasulullacah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيْءَ
“Sesungguhnya tidak ada sesuatu apapun yang paling berat ditimbangan kebaikan seorang mu’min pada hari kiamat seperti akhlaq yang mulia, dan sungguh-sungguh (benar-benar) Allah benci dengan orang yang lisannya kotor dan kasar.”
“wallahu a’lam bis-shawab”