Bima, Jeratntb.com – Sebenarnya sejarah buram ini ingin dikubur Bunga untuk selamanya. Namun karena tidak tahan dengan beban fisik dan psikis, Bunga menumpahkan gejolak bhatinya kepada kerabatnya sebelum kasus ini diadukan ke polisi.
Kerabat Bunga yang enggan disebut namanya mengisahkan sesuai penuturan korban bahwa perlakuan keji yang dilakukan pasutri Mj dan Fn sejak tahun 2014 sampai 2019 itu yang berperan lebih banyak adalah Fn istri sekaligus kepala SDN inpres Oi U’a Langgudu.
Mj yang saat ini masih aktif sebagai pengawas dinas UPT Dikpora Langgudu bertindak sebagai eksekutor ‘menggarap’ korban setelah disuguhkan Fn.
Sebelum diantarkan ke suaminya, Fn tidak jarang memaksa dan melucuti pakaian korban. “Kalau Bunga sedang tidur, diseretnya dengan paksa lalu dilucuti pakaian dalamnya,” ucap dia.
Perlakuan itu sering diterima korban selama 6 tahun tanpa mampu melawan karena selalu diancam dengan mengedarkan foto dan video.
“Kejadianya terus berulang bahkan ketika Bunga pindah sekolah di Kota. Bunga diharuskan tinggal di rumah mereka yang ada di Mande. Di sini pula ketika mereka ingin melampiaskan hasrat bejatnya kadang menjemput Bunga yang sedang praktek lapangan,” urainya.
Disisi lain kerabat Bunga ini menjalin komunikasi dengan Mj untuk mengecek kebenaran cerita Bunga. “Mj juga mengatakan kepada saya agar Bunga tidak keluar dari rumah di Mande, kalau dia keluar maka foto dan video Bunga akan disebar,” ujarnya.
“Kecuali dia mau mengikuti keinginan kami,” ucapnya menirukan pernyataan Mj.
“Kata ‘kami’ ini sudah menjelaskan semuanya, bahwa Mj dan Fn ini memang bersama sama melakukan itu pada Bunga,” simpulnya.
Sehingga akhir 2019, Bunga mulai memberikan perlawanan diawali dengan keinginannya untuk pindah tempat tinggal. Berawal dari situ ancaman Mj untuk menyebar foto dam video korban dilakukan.
September 2019 foto itu dikirim ke sejumlah orang dengan disertai pernyataan fitnah untuk Bunga. “Mj tidak sadar, dia teledor mengirim foto dirinya,” papar kerabat bunga.
Bahkan Bunga sempat tunjukan chat dengan Mj yang isinya demikian, “Kalian yang telah menghancurkan hidup saya, kok tega menfitnah saya. Saya sekarang sudah besar dan tidak ingin lagi menjadi budak kalian,” ucapnya membahasakan isi percakapan Bunga dengan Mj.
Awalnya ini juga masih ingin dirahasiakan namun Rn kakak korban mengetahui ini langsung melaporkan MJ dan Fn ke pihak kepolisian Polres Bima Kota. (Jr)