Mengintip Perubahan Besar SLBN 1 Bima, Dari Juara Olahraga Hingga Juara MTQ

Bima, JeratNTB.com – Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 1 Bima benar-bener berevolusi. Sekolah yang dulu kumuh dan tidak tertata, seketika berubah drastis. Baik dari fasilitas sarana dan prasarana sekolah, akademik maupun non akademik kini tertata dengan bagus. Bahkan beberapa kegiatan ekstrakurikuler sukses membawa harum nama Kabupaten Bima di kancah regional.

Selain itu, pembenahan sistim dan pola kerja juga menjadi proyek besar. Dimana para guru berjumlah 54 orang dengan 36 orang ASN diwajibkan ikut apel setiap pagi selain upacara bendera setiap Senin, hingga dianjurkan memakai pakaian tradisonal Bima setiap akhir pekannya. Bahkan setiap Jum’at sekolah ini rutin melaksanakan kegiatan keagaman seperti ceramah dan pengajian. Situasi yang hampir tidak pernah tampak sebelum ini.

Ide dan gagasan dari seorang leader di sekolah tersebut benar-benar menunjukkan bahwa identitas Bima “Maja Labo Dahu” menjadi pegangan dan landasan kehidupan. Bagaimana merawat hubungan di internal baik guru dan siswa hingga hubungan sosial di lingkungan sekitar.

Sosok kepala sekolah Fahmi Hatib, S. Pd, MPd benar-benar sukses memberi dampak postif pada sekolah tersebut. Semenjak menjadi kepala sekolah pada 6 Agustus 2021 lalu, pria yang begitu sederhana ini begitu fokus membenahi sekolah yang dulunya dipandang sebelah mata. Kini, menjadi salah satu sekolah penting di Kabupaten Bima. Sekolah yang berada di Desa Runggu Kecamatan Belo itu, bahkan menjadi icon dan role model pendidikan luar biasa di NTB.

Beberapa prestasi yang sudah ditorehkan sakolah ini antara lain menjadi runner up kejuaraan catur tingkat provinsi NTB dan meraih peringkat tiga pada ajang MTQ tingkat provinsi NTB pada 2024 lalu.

Selain itu, selama dua tahun terakhir SLBN 1 Bima dinobatkan sebagai sekolah sehat. Bahkan saat ini sedang dirancang menuju sekolah ramah anak dengan menggandeng BKKBN, DLH, Dinsos, Dukcapil, dan Dikes/Puskesmas.

Meski sukses memajukan sekolah tersebut, tetap saja selalu ada hambatan yang dihadapi. Dengan jumah siswa sebanyak 89 orang mencakup jenjang SDLB, SMPLB dan SMALB tentunya memerlukan perlakukan yang ekstra. Karena para siswa tersebut berkebutuhan khusus tentunya perlakuannya pun harus khusus. Apalagi di sekolah ini ada asrama tempat tinggal untuk 17 orang siswa yang perlu dilayani dan diawasi selama 24 jam.

“Ini yang menjadi atensi kami. Kita harus siapkan ibu asuhnya untuk mengontrol dan mengawasi mereka. Selain itu ada juga tukang masak dan petugas kebersihan yang bekerja di dapur untuk melayani anak-anak yang tinggal di asrama,” ujar kepala SLBN 1 Bima sekaligus Ketua Umum Pengurus Pusat Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Fahmi Hatib, S. Pd, MPd saat ditemui di sekolahnya.

Di sekolah tersebut terdapat 39 rombongan belajar. Bahkan ada ruang keterampilan/vokasi praktik jahit (tata busana), Seni dan TIK, dan tata boga. Semuanya dilayani dengan khusus, hingga menghasilkan siswa yang benar-benar mahir di bidangnya.

“Kendala yang paling besar kami hadapi ini adalah kesulitan antar jemput siswa. Saat ini masih swadaya dengan membiayai bensin gurunya yang menjemput. Kami sangat butuh bus sekolah untuk operasional antar jemput siswa,” harap Ketua MKKS SLB Bima dan Kota Bima ini, mengakhiri. (Jr)

Pos terkait