Meninggal di PKM, Keluarga Pasien Mengamuk

pntu ruang UGD yang dirusak

Bima, JeratNTB.com – Menuding pihak puskesmas Monta (PKM) lalai mengakibatkan pasien hipertensi urgensi Halifah (57 thn) warga RT 06/01 desa Sie kecamatan Monta meninggal dunia pada jum’at (28/6-19) sekitar pukul 23.45 wita. Membuat suami korban Samsudin langsung marah-marah dan menendang pintu ruang UGD.

Akibanya, kaca pintu pecah berhamburan ke lantai dan mebuat seisi puskesmas menjadi gaduh, sejumlah perawat jaga mengalami trauma ketakutan. Aksi itu tidak berlangsung lama karena beberapa saat kemudian pihak kepolisian sektor monta langsung datang untuk mengamankan TKP.

Insiden ini berawal ketika keluarga pasien mengantar pasien ke PKM sekitar pukul 22.12 wita, setibanya di ruangan UGD PKM tiga orang perawat langsung menangani pasien dengan memasang infus dan tindakan medis lainnya.

Kondisi pasien menunjukkan harus segera dirujuk ke BLUD Bima untuk mendapat penangangan lebih intensif, pada saat itu keluarga pasien meminta segera rujukan kepada pihak PKM namun kepala PKM tidak berada di tempat pun tidak dapat dihubungi.

Demikian pengakuan Mudin (45 thn) adik ipar pasien ketika mendatangi kantor media ini sabtu dini hari tadi, “Bahkan supir ambulance susah untuk dihadirkan ke PKM sementara kondisi pasien sudah sangat kritis,” ketusnya.

Setelah dua jam menunggu tindakan pihak PKM, pasien tidak sadarkan diri lalu meninggal dunia, “Selama dua jam kami menunggu dokter untuk memberikan perintah rujuk namun tidak kunjung tiba sampai pada akhirnya kakak ipar saya meninggal di puskesmas, pulangpun kami menggunakan mobil pick up untuk mengantar jenazah,” kisahnya.

Atas kejadian ini Mudin dan keluarga sepakat untuk mengadukan persoalan itu ke pihak kepolisian, “Sekalian akan kami laporkan ke kepala dinas kesehatan kabupaten Bima atas kelalaian kepala puskesmas Monta,” tandasnya.

Sementara kepala PKM monta dr Hj. Wahyuni ditemui sabtu pagi tadi membenarkan adanya kejadian tersebut, bahkan langsung ke rumah duka untuk menyampaikan bela sungkawa sekaligus meminta maaf atas nama pihak puskesmas, “Suami almarhumah juga mengaku kalap saat mengamuk semalam, dan kami saling memaafkan,” ucapnya mengawali.

Wahyuni hanya sedikit menyesalkan tindakan keluarga pasien yang merusak fasilitas kesehatan dan aksi itu membuat para perawat merasa ketakutan, “Saya sesalkan ini masih kerabat saya sendiri, kenapa harus bersikap seperti itu lebih-lebih merusak fasilitas kesehatan, padahal semuanya dapat kita bicarakan dengan baik-baik dan kekeluargaan,” sesalnya.

“Bagaimana kita dapat memberikan pelayanan maksimal jika seperti ini caranya, kita bekerja dibawah tekanan, kejadian semalam membuat perawat saya menjadi trauma dan tidak nyaman bekerja,” imbuhnya.

Sementara itu Yuni (biasa disapa) yang didampingi dokter intershif dr. Intan menjelaskan juga terkait duduk persoalan yang terjadi semalam, “Memang semalam HP saya sedang OFF karena dalam kondisi cas, namun perawat jaga langsung menghubungi dr Intan untuk penangangan dan tindakan rujuknya,” jelas Yuni.

Saat itu juga dr Intan memberikan petunjuk untuk segera dirujuk, “Namun tentunya sebelum kita rujuk, pasien harus dalam kondisi telah mendapat tindakan seperti infus, oksigen dan lain-lain, semua ini dinamakan tahap stabilisasi dan membutuhkan waktu. Pihak rumah sakit sebagai tujuan rujukan juga telah dihubungi,” beber Yuni.

Dia juga mengaku telah meminta keterangan para staf termasuk supir ambulan, “Saat itu pasien telah dalam kondisi siap untuk diantar seperti infus dan oksigen, supir juga sedang siap-siap untuk datang, namun kehendak takdir tidak sama dengan yang kita inginkan, ajal almarhumah tiba sebelum sempat diantar ke rumah sakit umum,” ujarnya sedih.

Ia berharap seluruh masyarakat dapat memahami kondisi tenaga medis yang ada saat ini, baik itu supir yang hanya dua orang, satpam dan perawat maupun dokter yang masih belum memiliki rumah dinas, “Sehingga kita tidak selamanya berada di puskesmas, demikian juga supir idealnya 3 orang dengan tiga mobil. Saat ini kita hanya memiliki dua mobil ambulan dan dua supir saja, yang tentunya masih kewalahan untuk memberikan pelayanan,’ ucapnya.

[jr]

Pos terkait