Bima, Jeratntb.com – Sengketa antara Nur Ilham, S.Pd dengan Jakariah sejak pertengahan bulan November terkait selisih perhitungan biaya dan SHU proyek berlokasi di desa Dori Dungga Donggo belum ada titik temu.
Pantauan langsung media ini bahwa Proyek pembuatan jalan desa senilai 100 jt bersumber dana aspirasi Dewan itu dikerjakan oleh Jakariah atas perintah Kades Dori Dungga sebagai penerima manfaat.
Di lain pihak, Nur Ilham yang tidak lain ASN sekretaris desa Tangga kecamatan Monta, mengklaim proyek tersebut adalah miliknya yang didukung dengan administrasi dan surat surat sah.
Saling claim proyek ini mulanya disepakati pekerjaan tetap dilanjutkan oleh Jakariah sampai tuntas, dengan seluruh pembiayaan menggunakan modal Jakariah. Namun ketika dana cair dan masuk ke rekening CV Parewa Sakti yang digunakan Nur Ilham, modal dan SHU yang menjadi hak Jakariah tidak kunjung diserahkan lantaran selisih perhitungan biaya.
Upaya komunikasi telah ditempuh Jakaria baik secara langsung atau melalui pendekatan, namun Sekdes terus menghindar.
Bahkan pernah diinisiasi untuk proses negosiasi di kantor Polsek Monta, namun tidak ada titik temu.
Beberapa hari upaya pendekatan terus dilakukan namun kekeh Sekdes Tangga sama sekali tidak koperatif malah cenderung menghindar.
Puncaknya, senin (2/12-19) dua orang istri Jakariah mendatangi kantor desa Tangga menemui Nur Ilham. Insiden hujatan dan makian tidak dapat dihindari, kedua orang istri Jakariah terus memaki sehingga menarik perhatian masyarakat dan pengguna jalan raya depan kantor desa.
Pasca insiden tersebut, kembali sejumlah pihak mencoba untuk mengurai. Namun hingga Rabu (4/12-19), Sekdes sengaja menghilang bahkan nomor kontak tidak dapat dihubungi.
Kecewa dengan sikap masa bodoh Nur Ilham, keluarga Jakariah menyerang kapasitasnya sebagai Sekreraris Desa. Kamis (5/12-19) Puluhan warga yang kecewa melakukan aksi boikot jalan lintas Tente Parado.
Aksi ini tidak berlangsung lama karena TNI Polri serta satuan Pol PP langsung membuka jalan, arus lalulintas kembali normal dan aksi berjalan tertib.
“Aksi boikot jalan ini kami lakukan agar pihak terkait, baik kecamatan, lebih lebih pemerintah desa punya perhatian atas persoalan ini karena Sekdes sengaja menghindar untuk ruang komunikasi. Berkali kali mengibuli saya, saya dipimpong terus tanpa kejelasan, malah dia menghindar,” ketus Jakariah.
Sebelumya, Selasa malam Nur Ilham yang sempat dihubungi mengaku tidak ada kaitannya dengan persoalan proyek tersebut. “Secara administrasi nama saya tidak tertera pada proyek yang dimaksud, lagi pula kenapa harus saya yang dilibatkan kenapa bukan pemilik proyek yang dihubungi. Ini ada apa,” elaknya.
Ilham tidak sempat menjelaskan bahwa anggaran proyek tersebut telah dia cairkan dan dalam kuasanya sampai hari ini. (Jr)