Kota Bima, Jeratntb.com – Bisnis Kopi kian menjamur seiring munculnya tempat kongkow anak muda yang menyediakan minuman hasil dari seduhan biji kopi. Tidak hanya di mall atau tempat perkantoran, kafe-kafe penjaja minuman kopi kini telah banyak ditemukan di pinggir jalan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang Dikutip direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian menunjukkan ekspor kopi dalam negeri selama semester II/2019 yang lalu mencapai 138.000 ton, naik 19% dibanding periode yang sama tahun lalu dengan nilai US$ 392,5 juta. Sehingga Bisnis Kopi masih menjadi Trend Milenial hingga 10 tahun mendatang. Sebab, Indonesia adalah ‘Surga’ nya Kopi Dunia.
Untuk itu, TPPID (Tim Percepatan Pembangunan Dan Inovasi Daerah) Kota Bima, mengajak Bidang Perkebunan pada Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kota Bima, bergerak cepat dengan memastikan ketersediaan kawasan dan bibit Kopi yang direncanakan untuk ditanam diwilayah Kota Bima.
Kali ini, anggota TPPID Kota Bima, Julhaidin dan Mukhlis menggandeng Kabid Perkebunan beserta Staf untuk meninjau langsung Areal Kawasan Penanaman Kopi di Kelurahan Lelamase Kota Bima, siang hingga sore hari tadi (15/1).
Bersama Lurah Lelamase, Zainal Abidin, Kabid Perkebunan, Agus Salim beserta staf dan Bagian Ekonomi Kota Bima, anggota TPPID Kota Bima ingin memastikan kawasan penanaman Kopi di Lelamase tidak ada kendala yang berarti. Demikian pula jumlah bibit Kopi, Kuantitas Bibit serta luasan areal penanaman.
Julhaidin atau yang biasa disapa Rangga Babuju mengatakan bahwa Komoditi Kopi adalah Komoditi Perkebunan yang memiliki turunan Inovasi produk yang banyak ragam. “Jika kota Bima memiliki kawasan kebun kopi sendiri yang dikelola secara profesional atau dengan pola swakelola masyarakat dengan pola pemberdayaan, maka akan banyak produk yang bisa di-karya-kan dari bahan dasar kopi ini” ungkap lelaki yang juga punya usaha kopi bubuk dengan branding ‘Tambora Redstone Coffee’ ini.
Lanjutnya, kita kesini (Kelurahan Lelamase) untuk memastikan kawasan yang rencananya menjadi Lokasi Penanaman Kopi jenis Robusta dan Arabica ini. “Kami harus pastikan donk, jangan sampai ini hanya program seremonial saja. Kami harus memastikan kawasannya, kuantitas dan kualitas bibit serta komitmen pengembangannya” Tegasnya.
Sementara itu, Kabid Perkebunan, Agus Salim, dilokasi mengungkapkan bahwa tahun 2020 ini Pemerintah Kota Bima menyiapkan 5.000 bibit Kopi jenis Robusta (tahap awal) dan 5.000 bibit kopi Arabica yang akan ditanam dilahan seluas 10 Ha pada 3 lokasi yang berbeda. “Kami sudah siapkan bibit nya, lahan juga sudah ditinjau, tinggal pelaksanaannya yang akan kita putuskan setelah kegiatan peninjauan ini dilakukan” Jelasnya.
Sementara, Anggota TPPID Kota Bima lainnya, Mukhlis SE, ME, memastikan bahwa TPPID akan terus melakukan monitoring kegiatan ini. “Kami akan terus melakukan monitoring dan evaluasi progress, sebab, arahan pak Walikota, mulai tahun ini Kota Bima akan menggagas Festival Petik Kopi dan Festival Kopi Kota Bima. Dan dua kegiatan tersebut akan menjadi kegiatan rutin tahunan Pemkot Bima dalam mendorong Percepatan Pembangunan dan bagian dari Inovasi daerah ini” Tuturnya menegaskan.
Rencananya, Pemerintah Kota Bima, akan melakukan penanaman Kopi secara bertahan mulai tahun ini di wilayah Lelamase, Kabanta dan Ndano Nae. Untuk jenis Arabica, dipastikan akan ditanam di wilayah Pundunence kelurahan Lelamase. Untuk 2020 ini, ditetapkan areal seluas 10 Ha untuk penanaman jenis Robusta dengan jumlah bibit 5.000 pohon. Target panen perdana adalah tahun 2023 yang akan datang.
Bicara soal Kopi, berarti bicara tentang Ekologi dan ekonomi kreatif. Di Propinsi Jawa Barat, sejak tahun 2017 telah menanam 2,5 juta bibit Kopi dan ditambah pada tahun 2018 dan 2019 menjadi 5 juta bibit kopi yang telah di tanam. Tanaman kopi strategis bagi daerah Jawa Barat, bukan hanya berkaitan ekonomi kreatif, namun juga berperan sebagai pemulihan bagi lahan kritis dan dipercaya dapat mengurangi risiko longsor, banjir, atau kekeringan, pada kawasan-kawasan curam.