Opini : Gaya Politik Etika Untuk Merekrut Massa

Oleh : Muhamad Natsir (Duta Belo)
“President Instrumen Milenial Babe center”

Secara positif kegiatan kampanye politik pertalian dari gaya politik. Pandangan ini justru menghadirkan paradok jika berada dalam kungkungan politisi yang berjiwa kerdil. Paradoksnya pada munculnya penafsiran dari warna bauran masyarakat. Menafsiran perjumpaan masyarakat dengan pasangan calon lain (paslon). Inilah adonan pradok kampanye sebagai kegiatan yang berorientasi pendidikan politik massa. Kepatutan dan kelayakan sosialisasi politik, kampanye politik selalu bergerak dinamis mengikuti gerak individu, intensitas percakapan yang membekas dalam memori pelaku politik dan jejak digital.

Tidak perlu menunggu partai politik atau apapun itu memahami politik secara Realistis. Politik adalah bagaimana menciptakan momentum diri, mengajak pihak lain terlibat mengembangkan citra diri kita di lingkungan dimana orang tersebut berinteraksi satu sama lainnya.

Dalam hal media sebagai medan kampanye yang dikontrol masyarakat, tim kampanye paslon dan kontestan politik menahan diri menjaga focus, lokus, etika kampanye di ruang media social. Pada dasarnya media social media ghaib. Tidak tampak tapi ada, akan terus memantau pergerakan pesan. Semakin cepat pesan bergerak semakin cepat pula media mengejar memantau pesan pengguna. Pada akhirnya kami harus jujur mengatakan bahwa media negara dalam urusan-urusan harmonisasi social selalu sejalan, menjaga keseimbangan kampanye politik.

Gagasan media sebagai ruang (public speace) sebuah ruang komunikasi yang dipenuhi ide, informasi, dan wacana politik, kampanye politik yang terus dipertukarkan, diterima ataupun ditolak. Kegiatan kampanye, diawali dari telaahan-telaahan perilaku politik masyarakat, relasi politik, percakapan-percakapan yang terbangun di tengah masyarakat dan ruang media digital. Dari situlah penafsiran politik dibangun dan berkembang. Apa relefansinya dengan kampanye massa dan keterdidikan politik? Tafsir sepihak tim kampanye, stigma dan labeling.

Bahwa si A adalah bagian dari B dan seterusnya hanya karena melihat percakapan antar sesama masyarakat dan jejak percakapan digital. Karena ruang public merupakan jaringan untuk mengkomunikasikan informasi dan sudut pandang.

Menghakimi percakapan, relasi secara sempit menjauhkan insan politik dari akurasi informasi yang berkembang. Inilah salah satu dari sekian banyak problem kampanye politik yang tidak mendidik.

Metode politik yang diambil adalah yang sesuai dengan gaya serta karakteristik bakal calon tersebut, karena metode politik yang diambil yg sesuai dengan Gaya kepemimpinan wakil Bupati Bima hari ini, Drs.H.Dahlan H.M.Nor.MPd, adalah figur yang santun bersahaja, serta merakyat.*)

Pos terkait