Oleh: Muh. Salahuddin Dino
Sebagai calon Bupati dari Kubu petahana, pasangan IDP-Dahlan jauh lebih siap dari sekedar meramaikan pesta demokrasi politik Pilkada, mereka telah lebih dahulu mempersiapkan dirinya untuk kembali tampil pada perhelatan momentum pilkada berikutnya, sebut saja Pilkada Tahun 2020 mendatang.
Pasangan IDP-Dahlan merupakan pasangan yang memenangkan pilkada tahun 2015 yang lalu dengan perolehan 105,103 Suara atau sekitar 40,11%. Sebagai penantang, pasangan IDP-Dahlan dengan mudah melibas para rivalnya terutama sekali pada kubu pasangan calon Petahana (SYUKUR) Drs. H. Syafrudin H.M.Nur.,M.Pd dan Drs. H. Masykur HMS yang juga sebagai kontestan pada saat itu dengan perolehan 73,814 suara atau kisaran 28,17% diposisi kedua. lalu disusul pasangan calon Bupati berikutnya Ady Mahyudi dan Drs. A. Zubair dengan perolehan 56,349 Suara (21,50%) pada urutan ketiga. Kemudian disusul olah pasangan perseorangan calon Bupati Bima Abdul Khayir, SH, MH dan Drs. H. Abdul Hamid, M.Si diposisi terakhir dengan perolehan 26,771 Suara 10,22%. (red. https://pilkada2015.kpu.go.id/bimakab/form_db1)
Dari empat pasangan calon Bupati dan wakil Bupati Bima pada Pilkada lalu, tentu pasangan IDP-Dahlan tidak mudah meraih kemenangan tersebut tentu melalui proses politik yang cukup dinamis dengan berbagai stategi dan taktik dalam mengajak masyarakat Kabupaten Bima guna menentukan pilihan politiknya dalam memilih pemimpin mereka menjadi Bupati Bima selama lima tahunan. Hal itu telah kita lewati bersama dengan berbagai dinamika Demokrasi politik di daerah, banyak kenangan dan pengalaman yang telah mengisi setiap tahapan dan moment tesebut, tidak terkecuali semua kontestan pasti mengalami hal yang sama, tentu bagi mereka para kontestan yang kalah sudah pasti mengevaluasi dirinya sebagai bahan bacaan dalam memandang batas-batas kelemahannya dan sebaliknya para kontestan yang memenangkan pertarungan pilkada tersebut tentu mengapresiasi setiap langkah politik yang telah mereka kerjakan, hal itu semua adalah pengetahuan politik bagi para pelaku politik dalam mendesain dirinya untuk kegiatan politik berikutnya.
Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bima IDP-Dahlan tentu jauh lebih siap terutama sekali dari sisi metalitas, mereka telah mempunyai mental juara, Kalimat “Mental Juara” biasanya dikeluarkan saat seseorangs edang bertarung dalam pertandingan atau dalam kondisi berkompetisi. Kalimat ini bisa keluar ketika orang tersebut dengan segala upayanya mencoba untuk bertanding semaksimal mungkin demi mempertahankan kemenangannya, hal ini tentu tetap dalam mainstream aturan yang berlaku dan tetap menjaga supportifitas yang ada.
Kini pasangan IDP-Dahlan kembali ikut tampil sebagai calon Petahana dengan dukungan mayoritas partai politik yang ada, sudah barang tentu lebih siap secara struktur politik dibandingkan pada saat pilkada sebelumnya yang hanya menyisahkan tiga partai politik dengan dukungan 30% atau sekitar 14 Kursi di Dewan dan itupun tetap menjadi pasangan dengan dukungan partai koalisi tertinggi dibandingkan dengan pasangan calon yang lain pada pilkada 2015 lalu. Sementara pada pilkada kali ini, pasangan IDP-dahlan telah mengalami perkembangan dukungan Partai politik yang jauh lebih besar dibawah bingkai koalisi Bima Ramah jilid II, partai-partai politik tersebut telah memberikan surat rekomendasi dukungan diataranya Golkar, Gerindra, PPP, PKB, dan PBB dengan akumulasi dukungan 51,12 % atau sekitar 23 kursi di DPRD kabupaten Bima.
Dukungan koalisi besar pada pasangan IDP-dahlan justru akan memberikan energy dan kekuatan baru bagi petahana untuk kembali memenangkan pertarungan pada pilkada 2020 mendatang. Sokongan struktur politik yang kuat dengan bangunan koaliasi yang ada serta dukungan mental juara sehingga dengan mudah menekuk para penantannya tampa menafikan kerja-kerja politik para relawan yang telah tergabung dalam gelombang besar arus politik lanjutkan dua periode.
Penulis adalah mantan Sekertaris Umum Angkata Muda Partai Golkar Kota Bima sekaligus mantan staf pengajar di STKIP Bima.