“Ku Perjuangkan 1.000 Doktor dari Keluarga Miskin”

Oleh: Laskar Kembar Bulan Purnama (Dr. Adam M. Saleh, M.Pd, M.Si/Abdillah M. Saleh, S.Pd).

Edisi Kesatu.

Bicara tentang kemiskinan bukan saja terpaku pada miskin material atau harta benda. Akan tetapi menyangkut kemiskinan secara totalitas yang meliputi: Miskin Mental, Miskin Ilmu dan Miskin Harta.

Miskin mental dan miskin ilmu menghasilkan miskin harta benda: Miskin mental menghasilkan miskin iman sedangkan miskin ilmu menyebabkan miskin wawasan maka timbullah miskin harta benda. Akan tetapi yang paling umum dipahami oleh sebagian besar kalangan bahwa kemiskinan hanya tertuju kepada kemiskinan harta benda.

Dengan kata lain, kemiskinan bukan sekedar persoalan ekonomi tetapi menjadi masalah sosial. Secara sosial kemiskinan merupakan bagian dari dasar timbulnya patologi (penyakit) sosial yang kemudian menciptakan kesenjangan sosial, kriminalitas: pencurian, perampokan, pembunuhan dan lain-lain.

Oleh karena demikian, kemiskinan harta benda bukanlah menjadi penghalang untuk dapat meraih cita-cita tinggi agar menjadi seorang doktor. Karena ada banyak orang miskin yang sudah menjadi doktor dan bahkan profesor sekalipun. Dimana ada kemauan disitu ada jalan. Sebagaimana guru bangsa berkata “raih cita-citamu setinggi langit, jika engkau jatuh niscaya akan jatuh diantara bintang-bintang” (Bung karno, Presiden RI Pertama). Allah tidak merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang akan merubahnya (Firman Allah). Sedangkan salah satu cara untuk merubah nasib adalah dengan bersekolah (menuntut ilmu).

Bersekolah bukan hanya bermuara kepada mencari ilmu serta pengalaman untuk meraih pekerjaan (PNS), akan tetapi lebih penting dari itu yaitu menuju cahaya Tuhan untuk menerangi baik kehidupan dunia, maupun kehidupan di akhirat. Orang bijak menganalogikan ilmu sebagai cahaya yang memberi terang sudut-sudut gelap kehidupan. Oleh karenanya, semakin miskin sebuah rumah tangga maka sebaiknya semakin bersemangatlah untuk sekolah (menuntut ilmu).

Sebuah rumah tangga miskin hanya dapat diangkat harkat dan martabat oleh anak keturunannya. Maka rumah tangga miskin hanya dapat dipangkas bila anak-anaknya dapat memiliki ilmu dan pengetahuan supaya tidak melanjutkan fail kemiskinan dari orang tuanya. Salah satu pakar kemiskinan dari Amerika Serikat, Prof. Dr. Oskar Lewis merekomendasikan agar “anak-anak orang miskin dapat dijauhkan dari kedua orang tuanya” Karena sangat dikhawatirkan kedua orang tuanya akan menurunkan kebiasaan hidup yang melanjutkan dan menciptakan kemiskinan baru.

Menurut kami (Laskar Kembar Bulan Purnama), rekomendasi tersebut masih umum, maka yang spesifik adalah “jauhkan anak orang miskin dari kedua orang tuanya dan tampung mereka ke sebuah sekolah standar. Menurut kami, belum ada sekolah yang mampu menampung anak-anak miskin dan merubah pola pikirnya anak-anak yang dimaksud.

Diharap sekolah tersebut adalah sekolah yang membina, membimbing, meramu dan menempa anak-anak miskin secara utuh sehingga jejak pola pikir yang ditanamkan oleh kedua orang tuanya dapat dirubah menjadi nilai-nilai yang dapat merubah kebiasaan keseharian sehingga bersemangat untuk merubah diri, keluarganya dan bahkan masyarakat sekitar. (Konsep Laskar Kembar Bulan Purnama).

Selembar Kertas untuk Presiden

Bersambung

Pos terkait