Rehab Sekolah SDN Tolouwi Dikuatirkan Tidak Penuhi Standar

Bima, Jeratntb.com – Rehabilitasi ruang kelas dengan tingkat kerusakan sedang yang menyerap anggaran cukup besar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) di SDN Tolouwi, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima. Dalam pengerjaannya diduga asal-asalan.

Akibatnya banyaknya dugaan, rehabilitasi 6 ruang kelas terkesan hanya menguntungkan diri pribadi saja, dan bukan untuk kepentingan pendidikan. Hal ini terlihat, bahwa dalam pengerjaan Rehabilitasi Ruang kelas SDN Tolouwi, banyak dugaan yang tidak mengacu pada RAB yang telah ditetapkan.

Diketahui, pembangunan Rehabilitasi Ruang Kelas yang dinilai tidak sesuai RAB itu, dikerjakan oleh CV. Prajurit Sapta Marga dengan nilai anggaran sebesar Rp. 516.185.000.00., bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD/DAK) tahun anggaran 2024.

Hal itu seperti yang disampaikan oleh Arif Kusnadhi, S. selaku Kabit Intelijen Lembaga Koordinasi Korupsi (KPK) Penyelamatan Aset Negara (PAN) Republik Indonesia.

Dikatakannya, terlihat dari bagian atap plafon Ruang Kelas masih menggunakan besi penyanggah lama, satu pun tidak diganti,”hanya digantikan sengnya saja,” sesal Arif. Rabu (25/09/24).

Sementara itu pekerjaan yang masih berlangsung dinding terlihat rusak dan retak hanya diplaster saja, begitupun material lain diantaranya pasir terlihat masih banyak humus tanah,”sebelum dicampur prosesnya harusnya disiram dulu pake air agar pasir dengan tanah terpisah,” jelas Arif.

Sumber lain (guru sekolah) mengatakan kerap kali tegur, awalnya seng dibongkar,”mirisnya material seng lama dibawa pulang oleh pelaksana,” beber salah seorang guru di sekolah tersebut yang tidak mau disebut namanya.

Ia menambahkan, jika melihat dari proses pengerjaan rehabilitasi SDN Tolouwi sangatlah tidak ironis,”karena dengan total nilai kontrak yang lumayan besar, seharusnya cukup untuk mengganti material baru,” ujarnya.

Kurangnya pengawasan Konsultan serta Disdik Kabupaten Bima perihal pengerjaan rehabilitasi ruang kelas sekolah, seakan memberikan peluang kepada pihak ke 2 untuk mengerjakan secara asal. Mereka tidak peduli dengan kualitas pekerjaan, yang penting adanya keuntungan yang cukup besar.

Sementara itu, pihak pelaksanaan Muhammad Salahuddin dikonfirmasi membantah pekerjaan masih dalam proses dan akan terus ditingkatkan sesuai bestek dan arahan konsultan, ujarnya. (Jr Iphul).

Pos terkait