Bima, Jeratntb.com – Benih padi Variatas ‘Gogo Unsoed 1’ adalah benih Variatas baru Nasional khusus lahan Tegalan dan ladang tadah hujan. Variatas ini ditemukan oleh Guru Besar Pertanian, Prof. Dr. Ir. Suwarto dan Prof. Ir. Totok Agung. Sudah diuji coba oleh Babuju Mandiri dibeberapa karakter lahan dalam 2 tahun terakhir di wilayah Kabupateb dan Kota Bima.
Melihat kondisi alam yang ada di wilayah Monta dan sekitarnya, Komunitas Babuju mendorong Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Oi Roko yang diketuai oleh Suharlin, S Sos untuk uji coba tanam pada tegalan miring yang ada di Barat Desa Tangga kecamatan Monta Bima. Penyerahan Benih untuk kawasan 1 Ha dilakukan sendiri oleh Penanggungjawab Komunitas Babuju, Julhaidin atau biasa dikenal dengan Rangga Babuju. Didampingi oleh Syaifullah H. Anwar, Tim Ketahanan Pangan Lokal untuk Komoditas Lahan Tadah Hujan.
Menurut Rangga Babuju, hasilnya, sangat memuaskan. Tanpa pupuk kimia, tanpa membutuhkan air banyak (irigasi pada umumnya) dan sangat bisa ditanam 3 kali dalam setahun. “Kami sudah lakukan pengembangan untuk lahan di Bima, dan secara mandiri kami coba suguhkan karya ini diwil Desa Tangga kecamatan Monta Kab Bima”. Ungkapnya.
Sementara itu Syaifullah yang juga PD (Pendamping Desa) di Kecamatan Wera kabupaten Bima ini menyebutkan, bahwa pemerintah saat ini seharusnya sudah mulai fokus mengembangkan padi lahan kering dalam mencapai swasembada pangan. Hal ini karena kebutuhan pangan tidak bisa lagi bertumpu pada lahan sawah irigasi.
”Fakta menunjukkan luas sawah makin berkurang karena alih fungsi. Input teknologi untuk intensifikasi juga semakin mendekati kejenuhan. Saat inilah waktunya untuk merubah paradigma dimana pilar lumbung pangan tidak hanya ada di sawah. Tapi juga dilahan kering, karena kita punya lahan kering yang sangat luas dan dianugerahi hujan dan sinar matahari yang berlimpah ruah sepanjang tahun,” jelasnya.
Suharlin, selaku ketua Pokdarwis Oi Roko yang diberi amanah untuk melakukan pengembangan variatas ini di wilayah Monta menyatakan bahwa apa yang diupayakan ini memang kecil namun berdampak besar. “Bagi orang banyak, mungkin ini kecil, soal padi untuk kawasan 1 Ha, namun bagi kami, ini adalah Karya Besar untuk wilayah kami. Dan saya bersama anggota Pokdarwis memastikan penanaman dan pengembangan Padi Gogo Unsoed 1 ini paling berhasil di Desa Tangga ketimbang wilayah lainnya di Bima. Nanti kita buktikan”. Tantangnya memastikan.
Katanya, selain optimalisasi lahan varietas ini menjadi jawaban keluhan petani akibat kelangkaan pupuk. “Sebab yang terjadi saat ini kebutuhan pupuk jauh lebih tinggi dari fakta pada RDKK akibat tanaman jagung di luar areal RDKK,” pungkasnya.
Dengan padi varietas tanpa pupuk ini, kedepan tidak akan ada lagi ada rebutan pupuk, pengecer dan distributor nakal atau aksi protes warga tani, imbuh suharlin. (Jr Pjm)