Bima, Jeratntb.com – Muhammad Firdaus (34) pemuda asli desa Parado Rato yang dikenal dengan jiwa kritis prakarsai pembentukan Kelompok Tani “Lanco Widu” di So Lanco Widu wilayah desa Parado Rato kecamatan Parado.
Berawal dari lahan pribadinya yang sudah lebih awal ditanami pohon buah-buahan yang kini sudah memiliki hasil, dijadikannya sebagai daya tarik bagi masyarakat untuk bersama-sama menjadikan lahan disekitar kebun miliknya sebagai kebun buah-buahan yang nantinya menjafi tempat wisata petik buah.
“Ini saya tekuni sejak tiga tahun yang lalu, selama tiga tahun terakhir saya terus merintis wisata petik buah dengan menanami beberapa macam pohon buah-buahan dari cangkok kan mandiri serta bibit hasil pembeliannya dengan menggunakan sebagian dari hasil pendapatan saya”, ungkapnya saat ditemui dikediamannya. Selasa, 11 Maret 2020.
Untuk jerihpayahnya selama tiga tahun, kini ia sudah mulai menikmati hasil awal yang cukup memuaskan. Dengan melihat hasil tersebut dirinya tidak ingin merasakan sendiri, namun akan terus berupaya agar masyarakat juga ikut merasakan dan mau mengikuti langkah yang sudah dirintis olehnya. “Untuk hasilnya adinda, kemarin pas masa panen saya survei harga pasaran di wilayah Kota Bima dan sekitannya ternyata harga buah kelengkeng 1 kilo gram itu Rp 70 ribu. Di pasaran saya menjual buah klengkeng dengan harga Rp 35.000,- dalam 1 kilo gram hasil dari 100 pohon klengkeng yang ada di kebun”, tuturnya.
Upaya itupun tidak sia-sia, Daus (sapaan akrabnya) berhasil manarik hati masyarakat dan kini luas lahan yang dikelola bersama anggota kelompok seluas 50 Hektar untuk dijadikan kebun sebagai tempat wisata petik buah yang nantinya bisa menarik orang di luar Parado untuk berkunjung. “Insha Allah, ini akan terwujud dalam jangka waktu beberapa tahun kedepan; karena sebelumnya saya sudah tekuni dan menikmati hasil”, imbuhnya.
Untuk mencapai target wisata petik buah, dirinya memastikan akan terus menambah penanaman jumlah pohon yang sudah ada “untuk sekarang pohonnya belum mencapai target, namun ke depannya harus ditambah demi target wisata petik buah”. Ucapnya dengan penuh optimis.
Dalam ungkapannya terselip juga kritikan dan tawaran konsep untuk KPH yang sebenarnya lembaga tersebut harus memiliki konsep kerja yang berjenjang terkait dengan program capaian dalam pembinaan untuk wilayah binaannya berupa pemetaan pembinaan tiap pengembangan potensi sesuai dengan kondisi potensi penghasilan. Misalnya di Kecamatan Parado, menurutnya harus ada pemetaan dalam pengembangan perblok areal dan hal tersebut menurutnya belum dilakukan oleh KPH.
KPH menurutnya belum memiliki konsep kerja yang jelas terkait dengan pengelolaan wilayah binaannya serta pembinaan pendampingan yang secara kontinyuitas oleh pendamping KPH yang memiliki peran tersebut. (Jr Irwan)