Bentuk Wadah Wirausaha, LP2DER Jaring Kemitraan di Tiga Wilayah

Kota Bima, Jeratntb.com – LP2DER dengan dukungan Oxfam Indonesia sebagai mitra di kota Bima hari ini Kamis (5/12) membangun konsep pengurangan risiko bencana adaptasi perubhan iklim dengan model kemitraan 3 wilayah yaitu Hulu, Tengah dan Hilir bertempat di Cafe D’Roses Ule .

Mengawali sambutannya, Direktur LP2DER Ir. Bambang menyampaikan bahwa Terjadinya peningkatan suhu udara secara global yang berdampak pada negara-negara berkembang salah satunya Indonesia lebih khusus lagi daerah Kota dan Kabupaten Bima, mendorong kami untuk melaksanakn pemberdayaan dalam bentuk membangun kemitraan dengan melibatkan tiga wilayah yaitu wilayah Hulu, Tengah dan Hilir.

“Pengelolaan lingkungan dengan konsep konservasi menjadi poin penting untuk penanganan yang berbasis PRB,” ucapnya sembari membuka kegiatan secara resmi.

Pemanfaatan potensi lokal untuk dijadikan sumber pengembangan baik dalam upaya peningkatan ekonomi dan pemanfaatan generasi muda yang sekaligus menjaga kelestarian alam dan lingkungan menjadi prioritas kami LP2DER. Ucap M. Yamin.

M. Yamin juga menjelaskan bahwa bentuk kemitraan yang sedang dibangun ini adalah dengan sistem pembagian wilayah. Oleh sebab itu yang diundang untuk dalam kegiatan kali ini kelompok dari wilayah Hulu yaitu Wilayah Wawo dan Lelamase untuk wilayah Hilir perwakilan dari 3 Kecamatan yaitu Asakota, Rasanae Barat dan Mpunda.

Jadi, lanjutnya lagi, untuk wilayah Hulu menyiapkan produk dengan memanfaatkan hutan yang ada, sementara wilayah Tengah dan Hilir sebagai mitra dalam pemasaran.

Pemanfaatan hutan yang dimaksud adalah, kelompok yang ada di wilayah Hulu bisa menanam tanaman Kopi, Kemiri dan tananam palawija lainnya yang hasilnya nanti dipasarkan oleh kelompok yang ada di wilayah Tengah dan Hilir. Jelasnya.

Pada kesempatan lain, Ketua FTSB Kota Bima Munir yang mewakili teman-teman TSBK kelurahan yang hadir pada kegiatan tersebut menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak LP2DER, karena kegiatan ini tentu memberi ruang bagi kami untuk ikut terlibat dalam upaya pengurangan risiko bencana dan sekaligus sebagai sumber pendapatan alternatif bagi anggota TSBK.

“Tentu dalam hal ini, semata-mata tidak bisa hanya dengan modal niat dan kemauan saja, tentu harus ada perhatian dari pemerintah walau hanya dalam bentuk dukungan moril,” ucapnya.

Wadah untuk membentuk dan membangun wirausaha sudah ada, tinggal bagaimana pemerintah menindaklanjuti. Tegasnya (Jr Indra)

Pos terkait