Kota Bima, Jeratntb.com – Mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Mbojo Bima lakukan Aksi demonstrasi pada dua lembaga tinggi pemerintah, Kantor Walikota Bima dan Kantor DPRD kota Bima. Rabu (05/02-20).
Sejumlah massa aksi dikawal ketat oleh pihak Aparat Kepolisian dan Sat Pol PP.
Dalam orasi ilmiahnya massa aksi mendesak Pemerintah Kota Bima agar segera menyelesaikan pembangunan Rumah Relokasi Bantuan Korban Banjir yang berada di wilayah Oi Fo’o, Kadole dan Jati Baru. “Kami meminta kepada Walikota Bima agar segera memperjelas kapan penyerahan rumah bantuan korban banjir yang berada di wilayah Oi Fo’o, Kadole dan Jati Baru”. Dan mendesak DPRD Kota Bima untuk segera memanggil kembali seluruh pihak terkait pelaksana pembangunan rumah relokasi termasuk fasilitator dan Pokmas.
Abdullah Korlap Aksi menyampaikan, kami telah melakukan satu kali aksi demontrasi dan satu kali audiensi dengan pihak pemerintah dalam upaya menyelesaikan persoalan ini, namun sejauh ini tidak ada tindak lanjut yang konkrit dari pemerintah baik dari Walikota maupun DPRD Kota Bima.
“Ini kali yang ke dua kita lakukan aksi karena bentuk kecewaan terhadap aspirasi yang kami sampaikan tidak ada penyelesaiannya dan kami menganggap ada konspirasi terselubung dilakukan oleh dua lembaga tinggi ini”, ucapnya.
Drs Muhlis Kabag Hukum dan Persidangan yang mememui massa aksi meminta maaf kepada massa aksi karena dalam hal ini, anggota DPRD kota bima sudah keluar kota dalam misi tugas (studi komprehensif) tentang Kota Layak Anak di Surabaya dan Jakarta. Dan akan kembali hari jum’at sesuai Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD).
Setelah mendapatkan informasi tersebut, massa aksi melanjutkan aksinya di kantor pemerintah kota Bima. namun hal senada juga disampaikan oleh Kasat Pol PP Drs. M.Nor A. Majid yang menemui masa aksi bahwa Walikota sedang berada di luar kota dalam tugas kepemerintahan.
Sampai berita ini dimuat, massa aksi masih tetap bertahan dan menduduki halaman kantor Walikota Bima dan tidak membubarkan diri sampai Walikota Bima meresponnya. (Jr Indra)